Jumat, 30 Desember 2011
Jakarta â" Ketika sudah menikah bertahun-tahun, Anda pun merasa nyaman untuk melakukan atau membicarakan apapun pada pasangan. Namun Anda juga perlu berhati-hati, jangan sampai apa yang Anda ucapkan itu malah membuatnya sedih atau sakit hati. âBicara dengan baik adalah keahlian yang perlu dipelajari pasangan,â ujar Judy Ford, seorang psikoterapis dan juga penulis âEvery Day Loveâ. Bicara dengan baik itu berarti perkataan Anda tidak menyinggung pasangan. Berikut tujuh perkataan yang perlu Anda hindari saat bicara dengan suami, seperti dikutip WomansDay: 1. âKamu mirip ayahmuâ âKalimat ini jangan pernah diucapkan,â ujar Julie Orlov, psikoterapis dan penulis âThe Pathway to Loveâ. Menurut Orlov, kalimat tersebut bisa menyinggung perasaannya dan mungkin saja membuat pria takut kalau dia memperlakukan keluarganya seperti ayahnya. Jika Anda memang ingin mengkritik tindakannya, sebaiknya jangan membandingkan pasangan dengan ayahnya. Ford mengajurkan sebaiknya langsung saja kritik tindakan atau sifat buruknya itu. Misalnya, âBisakah kamu menaruh baju kotor di tempatnyaâ. 2. âAku sudah orgasmeâ (Padahal Anda Tidak Orgasme) Berbohong soal orgasme sebaiknya tidak Anda lakukan. âDefinisi keintiman itu sendiri adalah membuat orang lain melihat saat Anda rapuh atau terluka,â ujar Ford. Hal itu pun berlaku jika kehidupan seks Anda ternyata tidak memuaskan. Saat berpura-pura menikmakti seks, Anda merasa melakukannya untuk menjaga perasaannya. Namun hal yang sebenarnya terjadi justru Anda bisa membuatnya menjauh. Ketika pria bertanya soal orgasme tersebut, bisa jadi dia mencurigai sesuatu pada Anda. Meskipun kecil kemungkinan dia tahu Anda memalsukan orgasme, tetap saja hal itu akan membuatnya sakit hati saat dia tahu. Kalaupun Anda ingin mengungkapkan yang sebenarnya, usahakan mulai dengan kalimat positif. âTunjukkan apresiasi atas usahanya,â jelas Ford. Setelah itu bicarakan pada suami, hal apa yang bisa membuat Anda mencapai orgasme. 3. âIbuku pernah bilang padaku kamu akan berbuat beginiâ Jika kalimat di atas Anda ucapkan, Anda memberikan isyarat pada pasangan kalau selama ini ada pihak ketiga yang mempengaruhi Anda atau ikut campur dalam pernikahan kalian. Ucapan ini bisa membuat suami berpikir kalau Anda tidak berada di pihaknya. Padahal seharusnya sebagai pasangan menikah, suami dan istri berada dalam satu tim. Ketika Anda memang ingin mengkritik tindakan atau sifatnya, misalnya karena terlalu pelit dan ibu Anda juga mengakui hal itu, katakan saja yang sebenarnya tanpa harus membawa-bawa ibu. Namun saat mengatakannya, ucapkan dengan bahasa yang lebih halus. 4. âDuh, kamu nggak bisa, sudah aku sajaâ Kalimat di atas bisa menyinggung perasaan pria. Kalimat itu membuat pria merasa dia memang tidak bisa melakukan apapun dengan benar atau yang membuat Anda puas. Kalimat tersebut juga bisa jadi bumerang untuk Anda sendiri, karena akhirnya suami enggan mengerjakan apapun daripada nantinya dikritik Anda, Ketika kondisi ini terjadi, Andalah yang sebaiknya menentukan, apakah memang perlu mengkritik semua pekerjaannya atau mengizinkannya mengerjakan pekerjaan rumah, meski ada sedikit cela. Kalaupun ada kekurangan, Anda bisa memberitahukannya dengan bahasa yang lebih positif sehingga dia lebih termotivasi untuk mengerjakannya dengan lebih baik. 5. âKapan kamu cari pekerjaan baruâ Perkataan di atas bisa jadi terucap, saat Anda sudah tidak tahan karena suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan jarang ada di rumah. Atau bisa juga karena Anda merasa penghasilannya dari pekerjaannya sekarang tidak cukup untuk menghidupi keluarga. Namun sebelum Anda mengucapkannya, pikirkan dulu dengan baik. âSebelum Anda mengucapkan kalimat yang bisa menyakiti hatinya, pikirkan dulu apa sebenarnya yang jadi masalah Anda,â saran Ford. Berhati-hatilah jangan sampai Anda malah menyerang kemampuannya menghidupi Anda dan anak-anak. âPria mengevaluasi dirinya sendiri adalah saat sebarapa dirinya mampu menghidupi keluarganya,â tutur Ford. Jadi jika Anda menyinggungnya pada masalah sensitif ini, hal tersebut bisa menimbulkan pertengkaran yang besar, 6. âKamu Selaluâ¦.â atau âKamu itu Nggak Pernahâ¦.â âDua kalimat itulah yang aku sarankan jangan pernah digunakan oleh pasangan,â ujar Ford. âDua kalimat tersebut terdengar negatif, sehingga bisa menghambat komunikasi pasangan dan masing-masing pasangan jadi defensif,â jelasnya lagi. Dua kalimat itu juga bisa membuat suami merasa diserang secara tidak adil. Dia merasa Anda sudah memberinya penilaian negatif yang belum tentu benar. Ford menyarankan, saat bicara usahakan Anda tidak mengeluarkan kalimat yang langsung menggenaralisasi sikap atau sifatnya. 7. âTolong jaga anak-anak. Tapi jangan lakukan ini, mengajak mereka ke sana atau lupa membawa iniâ Kalimat di atas biasa diucapkan oleh para ibu baru yang memang khawatir meninggalkan anak mereka. Meskipun membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus anak, Anda kerap merasa bersalah saat harus meminta orang lain menjaga si kecil. Jika sikap tersebut juga Anda terapkan pada suami, dia tidak akan pernah belajar bagaimana seharusnya menjaga anak-anak. Oleh karena itu, sebisa mungkin selalu libatkan suami dalam aktivitas Anda bersama si kecil.sumber
0 komentar:
Posting Komentar