Alam Semesta Ternyata Bermula Dari 1 Titik

Selasa, 15 Maret 2011


Qur’an… Sebuah kitab yang banyak mengandung banyak keajaiban ayat yang baru dapat dibuktikan secara nyata oleh ilmu pengetahuan dan bahkan alat recent tercanggih abad terakhir, telah dinyatakan Qur’an 1400 Tahun yang lalu…
BAHKAN, MASIH BANYAK AYAT QUR’AN YANG BELUM DAPAT DI BUKTIKAN OLEH PENEMUAN TEKHNOLOGI MODERN.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtAakXfwtfEX7l3eeVkPfNbziYL2fFgKwgKFKi0HvR2JsDRRKnPQBsHOlcUbz2zGRrK12JqAHJGz1R2Rotmbs_bf7SiJrawCc2UbUY7BxUrImR01oQHcLvPa0dAEyra0_YEvG1XVmOEpyI/s1600/alam+semesta+bermula.jpgSemua ini masih dapat kita lihat di hadapan kita sendiri…
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya". (QS. 4 An-Nisaa’:82)
Awal penciptaan alam semesta, semua berasal dari 1 titik.
Satu ayat lagi tentang penciptaan langit adalah sebagaimana berikut:“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari expose Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Qs.21 Anbiyaa’:30)
Kata “ratq” yang di sini diterjemahkan sebagai “suatu yang padu” digunakan untuk merujuk pada dua zat berbeda yang membentuk suatu kesatuan. Ungkapan “Kami pisahkan antara keduanya” adalah terjemahan kata Semite “fataqa“, dan bermakna bahwa sesuatu muncul menjadi ada melalui peristiwa pemisahan atau pemecahan struktur dari “ratq“.
Perkecambahan biji dan munculnya tunas dari dalam tanah adalah salah satu peristiwa yang diungkapkan dengan menggunakan kata ini.
Marilah kita kaji ayat ini kembali berdasarkan pengetahuan ini. Dalam ayat tersebut, langit dan bumi adalah subyek dari kata sifat “fatq“. Keduanya lalu terpisah (“fataqa“) satu sama lain. Menariknya, ketika mengingat kembali tahap-tahap awal peristiwa Big Bang, kita pahami bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta.
Dengan kata lain, segala sesuatu, termasuk “langit dan bumi” yang saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan “ratq” ini.
Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk terpisah (fataqa), dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20.
Asal mula alam semesta digambarkan dalam Al Qur’an pada ayat berikut:“Dialah pencipta langit dan bumi.” (Al Qur’an, 6:101)
Keterangan yang diberikan Al Qur’an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan masa kini. Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul menjadi ada sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap.
Peristiwa ini, yang dikenal dengan “Big Bang”, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan recent menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Iranian kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern,telah diberitakan kepada kita dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu.????
"Kemudian akan KAMI tunjukkan tanda-tanda kekuasaan KAMI pada alam dan dalam diri mereka sendiri, sampai jelas bagi mereka bahwa Ini adalah KEBENARAN ".
Walaupun pongid pongid KAFIR itu membencinya, Walau pongid pongid Zalim itu Membencinya dan Walaupun Orang Munafik Tidak menyukainya.

0 komentar: