Kamis, 24 Februari 2011
 
 Profesor Robert Hickling sudah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk  meneliti serangga dan merekam getaran-getaran bunyi yang mereka  lepaskan. Namun, bahan-bahan yang diperoleh tidak bisa dinyatakan hingga  ia mampu merekam bunyi-bunyi yang berasal dari semut. Ia bermaksud  meneliti semut di sarangnya. Mereka tidak menemukan metoda yang lebih  baik daripada mengikuti bunyi-bunyi semut.
 Bagaimanapun, hal yang mengejutkan ilmuwan itu adalah bahwa frekwensi  bunyi-bunyi yang dilepaskan semut-semut itu bervariasi dari satu semut  dengan semut lain, dan dari jenis semut yang satu dengan jenis semut  yang lain. Ada dua belas ribu spesis dalam dunia semut di muka bumi,  melebihi ras manusia. Di hadapan jumlah yang luar biasa ini maternity  peneliti bingung mengenai bagaimana mereka mencocokkan semua bunyi  tersebut.
 Beraneka bunyi semut bisa direkam dengan sukses, dan bagian-bagian dari  riset ini diterbitkan di majalan Journal of Sound and Vibration tahun  2006, dan itu adalah pertama kali manusia dapat mendengar suara semut  yang sebenarnya!
 Peneliti ini menerbitkan banyak riset dan yang paling penting adalah  tentang komunikasi antar semut dengan judul âAnalisis Komunikasi Akustik  Oleh Semutâ di Journal of Acoustical Society of Amarican Magazine.
 Peneliti-peneliti ini menunjukkan bahwa semut-semut melebihi kita dalam  komunikasi akustik. Para ilmuwan mengharapkan bahwa semut menggunakan  antena-antena untuk mengirim dan menerima getaran suara. Semut  memperkuat isyarat-isyarat suara yang diterima seperti yang alat-alat  penerima yang canggih.
 Lebih dari itu, semut-semut itu bisa menghilangkan bunyi-bunyi yang  melebihi batas, sehingga hal tersebut menjadi filtrasi atau klarifikasi  terhadap bunyi untuk mencirikannya dari yang lain. Ini merupakan sistem  komunikasi yang sangat maju, yang selama ini tidak dikenal maternity ilmuwan,  dan mereka baru menemukannya beberapa tahun yang lalu. Namun al-Qurâan  al-Karim telah menyinggung hal tersebut dan mengatakan kepada kita bahwa  semut-semut itu berbicara.
 Allah berfirman, âHingga apabila mereka sampai di lembah semut  berkatalah seekor semut, âHai semut-semut, masuklah ke dalam  sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya,  sedangkan mereka tidak menyadari.â (an-Naml: 18)
 Di dalam ayat ini, ada suatu bukti yang jelas bahwa semut-semut  mempunyai suatu bahasa untuk memahami satu sama lain, dan God  mengaruniai Sulaiman kemampuan untuk mendengar dan memahami suara-suara  mereka. Para ilmuwan berusaha untuk menangkap isyarat-isyarat akustik  yang diucapkan semut-semut. Namun, mereka membedakan empat macam bunyi  setelah melakukan pengamatan selama bertahun-tahun.
 
 Gambar: Semut menggunakan sinyal akustik tertentu yang dilepaskanya saat  marah. Seekor semut memberi peringatan, lalu ia mengeluarkan panggilan  yang bisa diterima, dipahami, dan direspon kawannya dengan segera. Untuk  mendengarkan suara semut yang sedang memberi peringatan kepada  kawannya, silakan klik di sini.
 Para ilmuwan menyatakan bahwa semut-semut itu seperti kita, mereka  melaksanakan tugas-tugas mereka secara efisien. Sambil kerja,  semut-semut berbicara satu sama lain dan berkata seperti manusia. Kita  menemukan bahwa semut-semut mengorganisir proses pengumpulan makanan dan  tugas-tugas lain melalui bunyi-bunyi tertentu dan berbagai perintah  yang dilepaskannya, sementara semut-semut lain mendengar dan merespon!
 
 Ini adalah suara semut dalam keadaan connatural dan saat bekerja, memindahkan sesuatu, dan mengumpulkan makanan.  (klik di sini)
 Ketika semut menyerang seekor ulat, maka ia mengeluarkan suara yang  menakutkan. Suara-suara tersebut benar-benar tidak bisa dipahami, dan  mereka melakukan pertemuan seperti manusia.
 
 Dengarkan suara seekor semut saat menyerang seekor ulat. .( klik di sini)
 Phil De Vries menemukan bahwa serangga melepaskan getaran-getaran suara  lemah yang dapat dibedakan oleh semut. Kumbang penghisap mengeluarkan  zat yang mengandung gula yang disukai semut. Serangga ini mengeluarkan  getaran selama ia bekerja, sehingga semut sering kali terjebak sebagai  mangsanya. Getaran-getaran akustik itu merupakan alat komunikasi di  antara serangga.
 Allah berfirman, âLangit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya  bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu paronomasia melainkan bertasbih  dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.  Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.â (al-Israâ:  44)
 Robert Hickling, salah seorang peneliti terkemuka mengatakan,  âSemut-semut tidak bereaksi terhadap suara manusi dan tidak terpengaruh  olehnya. Tetapi jika kita mengarahkan kepadanya getaran-getaran yang  sesuai, maka semut terpengaruh olehnya dan meresponnya. Ini berarti  bahwa semut-semut mempunyai bahasa sendiri dan mereka sepenuhnya seperti  manusia. Di sini kita ingat akan firman Allah, âDan tiadalah  binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan  kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami  alpakan sesuatu paronomasia di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka  dihimpunkan.â (an-Naml: 38)
 Karenanya kita menyadari bahwa al-Qurâan al-Karim itu sejalan dengan ilmu pengetahuan modern.  
 
0 komentar:
Posting Komentar