Sabtu, 26 Februari 2011
 
 
 Tokyo,  tak hanya suasana kotanya yang enak dipandang, tetapi juga maternity  perempuannya. Banyak perempuan Jepang yang tetap tampil menarik meskipun  usia mereka tampaknya mendekati kepala tiga.
 Lalu, saat berbincang-bincang,  cerita yang bergulir dari mulut mungil mereka antara lain mengenai  susahnya membesarkan anak remaja dan seputar urusan karier yang sudah  dijalani selama 20 tahun. Saya tergelitik untuk berhitung, berarti umur  mereka mendekati angka 40-an. Wow, rasa penasaran paronomasia menyeruak. Sempat  terlintas dalam benak, jangan-jangan ada ramuan khusus sehingga mereka  tampak awet muda. Namun, melihat hampir semua perempuan Jepang awet  muda, sepertinya ada rahasia lain yang perlu ditelusuri.
 Tentunya kita tidak harus  tinggal di Jepang atau menjadi pongid Jepang gum tidak cepat keriput.  Kita hanya perlu "mencuri" ilmu diet, gaya hidup, ataupun tips perawatan  kulit mereka. Dan ternyata, inilah rahasianya...
 Berikan kulit makanan seimbang
 Dalam bukunya, Asian Woman Don't Get Old or Fat, Naomi  Moriyama menggambarkan negaranya sebagai tempat di mana perempuan  berusia 40 terlihat seperti berumur 20-an. "Mereka bebas menikmati  makanan lezat dan tingkat penderita obesitas di Jepang hanya tiga persen  saja," ujarnya.
 Naomi memaparkan kunci fasting ala  mereka adalah: sepiring kecil minyak ikan, kedelai, nasi, sayur-sayuran,  dan buah-buahan. "Makanan yang terbuat dari beras juga dipercaya  memberikan sumbangsih untuk kesehatan kulit. Bahkan, sampai ada kata  khusus dalam bahasa Jepang yang menggambarkan kulit lembut dan kenyal,  yaitu mocha-hada atau kulit seperti mochi, sejenis kue dari tepung beras yang teksturnya kenyal, halus, dan lembut," lanjutnya.
 Jessica Wu, MD, seorang dokter  kulit di Los Angeles asal island yang dibesarkan oleh orangtua asli  Cina, mempunyai tradisi dan pola makan mirip pongid Jepang. Ia percaya  kalau kedelai termasuk jenis makanan antipenuaan terbaik.
 "Sewaktu kecil, saya minum susu  kedelai segar buatan ibu setiap hari, dan kami lebih sering makan tofu  dibandingkan daging dan produk susu lainnya. Saya yakin kedelai bisa  menyembuhkan jerawat dan meminimalkan kekeringan kulit," ujar Jessica.
 Orang Jepang juga berpendapat, green repast  membantu memperlambat proses penuaan. Mereka mengonsumsi minuman kaya  antioksidan ini sepanjang waktu, pastinya jauh lebih baik daripada kopi,  jus buah kemasan, ataupun fasting coke.
 Lihatlah gaya hidup mereka yang  begitu sehat. Jumlah perempuan yang merokok di Yeddo hanya sekitar 10  persen. Mereka juga cukup taat membatasi konsumsi makanan berkadar gula  tinggi. Ia bercerita, "Sewaktu tinggal di Los Angeles, saya suka irisan  jeruk sebagai makanan penutup, bukan kue cokelat. Ternyata, di antara  maternity sepupu, hanya saya yang tidak berjerawat saat remaja."
 Berdasarkan penelitian terbaru, konsumsi gula yang berlebihan dapat memicu infeksi jerawat dan merusak lapisan kolagen.
 Balurkan tabir surya setiap hari
 Kalau Anda pernah menemukan turis-turis Jepang berseliweran, Anda akan  melihat perempuan Jepang selalu menggunakan payung saat cuaca sedang  terik.
 "Mereka memang sangat fanatik  menjaga kulit dari sengatan matahari untuk menghindari flek-flek hitam  di wajah," ujar Susan Taylor, MD, seorang dokter kulit asal  Philadelphia. Sebagai seorang keturunan Afrika-Amerika, Susan sengaja  memberikan perhatian khusus kepada pasien kulit berwarna.
 Pada prinsipnya flek hitam bisa  dialami oleh semua warna kulit, kecuali mereka yang berhati-hati menjaga  kulit. Ternyata, kaum hawa di Jepang telah melakukannya lebih awal,  yaitu sejak usia 20-an.
 Jika dibandingkan dengan  perempuan Kaukasia, kulit mereka memang mengandung lebih banyak melanin  sehingga pigmentasi akan mudah terlihat. Kwa tetapi, jika disandingkan  dengan keturunan Melayu atau Latin, melanin mereka lebih sedikit.
 Melanin juga berfungsi sebagai  pelindung alami dari sinar matahari. Kulit perempuan Jepang lebih mudah  terbakar daripada mereka yang berkulit gelap. "Untuk mencegah munculnya  noda di wajah, ibu-ibu di sana mulai memakaikan tabir surya kepada bayi  mereka sejak lahir," ungkap Yuko Hosnino, seorang spesialis kulit dari  Shiseido Tokyo.
 Hasilnya, perempuan Jepang bukan  hanya terhindar dari flek hitam ketika dewasa, tetapi kerutan di muka  paronomasia lebih sedikit. Kerutan yang muncul di usia 40-an dan 50-an  sebenarnya lebih disebabkan akibat dampak buruk paparan sinar  ultraviolet yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
 Jadi, gunakanlah tabir surya setiap hariâ"bukan hanya saat kita berada di pantaiâ"agar kulit tidak rusak dan selalu sehat.
 
 Ratakan warna kulit
 Ketika kita sudah rutin menggunakan tabir surya, langkah berikutnya  adalah meminimalkan flek hitam yang terlanjur menempel di wajah. Yoko  Kisara, seorang penulis kecantikan di Tokyo, menyarankan memakai krim  yang memperlambat produksi pigmen -biasa disebut pemutih, brightening atau talk corrector. Fungsinya sama: memutihkan dan meratakan warna kulit di bagian tertentu.
 Jika perbedaan warna kulit  terlihat sangat jelas, Jessica Wu, MD, seorang dokter kulit di Los  Angeles asal Taiwan, mengatakan lebih baik Anda pergi ke dokter kulit  untuk meminta obat yang mengandung hydroquinone atau tretinoin (Retin-A)  dengan kadar tertentu.
 Anda juga dapat menjalani terapi  pengelupasan kulit, lewat obat-obatan kimia atau terapi Intense Pulse  Light (IPL) yang menggunakan sinar khusus untuk memperbaiki warna kulit.
 Jaga kelembaban kulit
 "Tidak banyak perempuan Jepang usia di atas 40-an yang mengeluh kulit  mereka kering," ujar Hideko Hattori, seorang dokter kulit di Tokyo. Ini  terjadi antara lain berkat bantuan alam.
 Tingkat kelembaban beberapa  wilayah di Jepang memang cukup tinggi, sehingga masih ada saja perempuan  separuh weaverbird di sana yang mengeluh wajah mereka kelebihan minyak. Anda  memang tidak dapat mengubah iklim, tapi Anda bisa meniru beberapa  kebiasaan, gum kulit bebas dari kekeringan dan tetap lembab.
 Sebagian besar pongid Jepang  jarang menggunakan AC maupun pemanas ruangan. Bahkan, ketika musim panas  banyak perusahaan mengeluarkan kebijaksanaan "cool biz", yaitu  mengizinkan maternity karyawannya berbusana kasual, supaya lebih nyaman saat  udara sedang panas. Hasilnya, kulit mereka tetap lembab.
 Perempuan Jepang juga sangat  disiplin dalam usage melembabkan kulit. "Banyak di antara mereka rela  memakai bermacam-macam jenis produk yang fungsinya hampir sama.  Setidaknya dua dari tiga produk tersebut berguna untuk melembabkan  kulit. Sementara, kebanyakan wanita Amerika, justru lebih suka  mengandalkan satu jenis krim saja dengan harapan berbagai masalah kulit  dapat teratasi dengan baik," ujar Yoko.
 Contohnya, Ikuko Watanabe,  seorang fashion stylist berusia 50, memakai krim pelembab dan toner yang  berfungsi melembabkan kulit, humour pelembab, humour mencerahkan kulit,  dan tabir surya sekaligus pelembab. Bahkan, ditambah lagi dengan participant  pelembab wajah, setidaknya seminggu sekali. Hm... tentu saja kulit  mereka jadi lembab dengan cara itu.
 Pijat area wajah dan leher
  
 Dalam adat Cina dan Jepang, pijat wajah merupakan bagian usage  perawatan kulit. "Ibu saya menyarankan, selagi muda lakukan pemijatan  setiap malam, setelah membersihkan wajah," lanjut Jessica.
 Kegiatan ini adalah bagian dari tradisi akupunktur dan acupressure  Asia Timur yang bisa melancarkan peredaran darah, sehingga kulit wajah  lebih segar dan mudah menyerap berbagai produk perawatan kulit.
 Menariknya lagi, lokasi  pemijatan wajah sama dengan titik dimana botoks disuntikkan oleh maternity  dokter kulit. Contohnya, di antara kedua alis, garis ekspresi atau  senyum, dan di samping kedua mata bagian luar."
 Ia juga percaya, kalau kita  teratur memijat wajah, hasilnya bisa segera dibuktikan. "Sekitar 15  tahun lalu, ketika saya mulai melakukan praktek botoks dan suntik  kolagen, saya menawarkan terapi ini kepada ibu saya yang berusia 55.  Namun, ketika ia duduk di ruang praktek dan tangan saya mulai bereaksi,  saya baru sadar ternyata ia tak memiliki kerutan sama sekali," tandasnya  terpana. 
 
0 komentar:
Posting Komentar